Silakan unduh wallpaper dari image di atas
Banyak kalangan
penyebar paham Liberalisme, Pluralisme, Multikulturalisme, atau Sekularisme Agama yang menggunakan paham
relativisme akal dan relativisme iman sebagai dasar pijakannya, yaitu sebuah
konsep dasar yang menganggap semua agama benar, semua budaya benar dan semua keyakinan benar. Banyak cendekiawan yang sudah termakan
paham ini dan ikut-ikutan menjadi agen penyebar paham relativisme ini,
khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi Islam.
Paham
relativisme akal dan relativisme iman merupakan virus ganas semisal virus HIV
yang berpotensi menggerogoti daya tahan keimanan seseorang, sebab dengan virus
ini, maka seseorang menjadi tidak yakin dengan kebenaran agamanya sendiri. Dari
virus ini lahirlah sikap skeptis dan agnostik yang senantiasa ragu dengan
kebenaran yang dicapainya. Jika seseorang sudah kehilangan keyakinan dalam
hidupnya, maka hidupnya akan terus diombang-ambingkan dengan berbagai
ketidakpastian.
Akar dari
nilai-nilai ini adalah paham sofisme di zaman Yunani kuno, yang kemudian
dikembangkan dalam sistem pendidikan di Barat. Itu bisa dimengerti, karena
peradaban Barat adalah peradaban tanpa wahyu, sehingga berbagai peraturan yang
mereka hasilkan, tidak berlandaskan pada wahyu Allah, tetapi pada kesepakatan
akal manusia. Karena itu, sifatnya menjadi nisbi, relatif, dan fleksibel. Bisa
berubah setiap saat, tergantung kesepakatan dan kemauan manusia.
Di Indonesia,
karena liberalisme sedang memasuki masa puber, maka terkadang tampak sangat
telanjang. Semua hal mau diliberalkan. Ketika terjadi penolakan masyarakat
terhadap kenaikan harga BBM, seorang aktivis Islam Liberal tanpa malu-malu
menulis di jaringan internet, bahwa jika kita menjadi liberal, maka harus ‘kaffah’,
mencakup segala hal, baik politik, ekonomi, maupun agama.
Kaum liberal di
Indonesia belum mau belajar dari pengalaman negara-negara Barat, dimana
liberalisme telah berujung kepada ketidakpastian nilai, dan pada akhirnya
membawa manusia kepada ketidakpastian dan kegersangan batin, karena jauh dari
keyakinan dan kebenaran abadi.
Manusia-manusia
yang hidup dalam alam pikiran liberal dan kenisbian nilai akan senantiasa
mengalami kegelisahan hidup dan ketidaktenangan jiwa. Mereka, pada hakikatnya
berada dalam kegelapan, jauh dari cahaya kebenaran. Karena itu, mereka akan
senantiasa mengejar bayangan kebahagiaan, fatamorgana, melalui berbagai bentuk
kepuasan fisik dan jasmaniah; ibarat meminum air laut, yang tidak pernah
menghilangkan rasa haus. Lihatlah kehidupan manusia-manusia jenis ini. Simaklah
ucapan-ucapan mereka; tengoklah keluarga mereka; cermatilah teman-teman dekat
mereka. Tidak ada kebahagiaan yang abadi dapat mereka reguk, karena mereka
sudah membuang jauh-jauh keimanan dan keyakinan akan nilai-nilai yang abadi,
kebenaran yang hakiki. Mereka tidak percaya lagi kepada wahyu Tuhan, dan
menjadikan akal dan hawa nafsunya sendiri sebagai Tuhan. Al-Quran sudah
menggambarkan sikap manusia pemuja nafsu ini:
"Maka
pernahkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhan mereka, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya (Allah
mengetahui bahwa ia tidak dapat menerima petunjuk yang diberikan kepadanya),
dan Allah telah menutup pendengaran dan hatinya, dan meletakkan
tutup atas penglihatannya. Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah
Allah? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS
45:23).
Dalam pandangan
Islam, paham Multikulturalisme Agama, Sekularisme Agama, atau Pluralisme Agama
jelas-jelas merupakan paham syirik modern, karena menganggap semua agama adalah
benar. Padahal, Allah SWT telah menegaskan, bahwa hanya Islam agama yang benar
dan diterima Allah SWT (QS 3:19); dan barangsiapa mencari agama selain Islam,
maka tidak akan diterima oleh Allah dan di Hari Akhir nanti termasuk
orang-orang yang merugi. (QS 3: 85). Dosa syirik merupakan dosa besar,
kezaliman besar, dan Allah sangat murka jika diserikatkan dengan yang selain
Allah.
Disaring dari
artikel "Liberalisasi Islam di Indonesia", DR. H. Adian Husaini (Ketua Dewan
Dakwah Islamiyah Indonesia)
Islamic Wallpaper Liberal Indonesia Liberalism Wallpaper HD Desain Dakwah Wallpaper Islam Dakwah Design
No comments:
Post a Comment