silakan unduk wallpaper dari image di atas
Hidup bukan sekedar lahir dari perut ibu, menjadi bayi yang mengenal ayah dan ibundanya, mulai bisa merangkak, lalu bisa berjalan, bisa bicara, lalu tumbuh menjadi balita yang bisa berlari.
Beberapa tahun kemudian masuk Playgroup, belajar di TK, masuk SD, masuk SMP, masuk SMA, kerja, menikah, punya anak, punya cucu lalu tak lama kemudian maninggalkan dunia yang fana ini, innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.
Kalau hidup cuma seperti itu, maka terlalu mainstream kawan…
Beberapa tahun kemudian masuk Playgroup, belajar di TK, masuk SD, masuk SMP, masuk SMA, kerja, menikah, punya anak, punya cucu lalu tak lama kemudian maninggalkan dunia yang fana ini, innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.
Kalau hidup cuma seperti itu, maka terlalu mainstream kawan…
Dengan menjalani kehidupan yang mainstream itu, ada
cobaan-cobaan yang mesti dilalui oleh manusia, cobaannya-pun bermacam-macam.
Ada yang diberi cobaan berupa kenikmatan, ada yang diberi cobaan biasa-biasa
saja, yang tidak menyenangkan jika seseorang diuji dengan bencana dan
penderitaan, allahul musta’aan.
Namun semua sama, baik yang mendapat cobaan berupa
kenikmatan maupun penderitaan, manusia dituntut untuk menjalani hidup dengan
sebaik-baiknya, saling berlomba-lomba berbuat amal kebajikan dan menjauhi semua
bentuk kemungkaran. Sehingga dengan demikian hidup menjadi lebih berarti.
Allah s.w.t. berfirman: “(Ialah) yang menjadikan mati dan
hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Mulk: 2)
Dunia adalah ladang akhirat, ladang untuk mengerjakan amal kebaikan
atau bisa menjadi ladang kemaksiatan yang akan dipanen hasilnya di akhirat.
“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat
biji dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar biji dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula”. (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Jika saat di dunia ia menanam biji, menyiram, memupuk dan
menyemai amalan baiknya dengan baik dan teratur, dengan izin Allah ia akan
mendapat nikmat yang setimpal di akhirat.
Jika saat di dunia ia hanya bermalas-malasan mengamalkan ibadah dan kebaikan,
menebar racun, atau malah merusak lingkungan sekitar dengan kemaksiatan, dengan izin Allah ia akan
menanggung akibatnya di akhirat.
Pada akhirnya setelah semua amalan ketika di dunia terkumpul dalam catatanNya, akan ada dua kelompok yang sangat
berbeda di akhirat. Yaitu golongan kanan yang pada saat didunia mereka lolos
menghadapi berbagai macam ujian sehingga mereka akan dimasukkan surgaNya.
Di sisi lain akan ada golongan kiri yang pada saat di dunia
mereka menolak untuk bersabar menghadapi ujian, atau malah mengingkari
peringatan-peringatan yang Allah turunkan
melalui RasulNya, sehingga ia akan dijebloskan ke neraka terdalam,
na’udzuubillahi min dzaalik.
Semoga pada waktu pembagian catatan amalan nanti, kita menerima
catatan amalan kita dengan tangan kanan, bukan dengan tangan kiri ataupun dari belakang badan.
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
sebelah kanannya, (7) maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
(8) dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira. (9)
Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya
dari belakang, (10) maka dia akan berteriak: "Celakalah aku." (11)
Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (12) Sesungguhnya
dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir).
(13) Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali
(kepada Tuhannya). (14) (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya
selalu melihatnya. (15) (QS. Al-Insyiqaq).
Artikel oleh: Iskandar Alukhal
Wallpaper Dakwah Wallpaper Islami Islamic Wallpaper Design Dakwah Desain Dakwah Islam Indonesia Islamic Poster 3D HD Wallpaper
Wallpaper Dakwah Wallpaper Islami Islamic Wallpaper Design Dakwah Desain Dakwah Islam Indonesia Islamic Poster 3D HD Wallpaper
Muslim Wallpaper Iskandar Alukhal Muslim Designer Community
No comments:
Post a Comment